Yogyakarta memang identik dengan
Malioboro. Terbentang membujur dari arah utara ke selatan, Jalan
Malioboro memang merupakan pusatnya Yogyakarta. Rel kereta Api yang letaknya tidak jauh dari Stasiun Tugu Yogyakarta merupakan batas Jalan Malioboro di sebelah utara dengan Jalan Pangeran
Mangkubumi. Sedangkan, Jalan Achmad Yani merupakan batas Jalan Malioboro
di sebelah selatan. Mal Malioboro berdiri megah di Jalan Malioboro ini.
Tak hanya itu, di Jalan Malioboro juga terdapat puluhan toko dan
ratusan pedagang kaki lima yang turut serta menunjang perekonomian Yogyakarta.
Pakaian, kuliner, aksesoris, dan cindera mata khas Yogyakarta seperti Kaos
Dagadu, juga dijual di sepanjang Jalan Malioboro. Tidak hanya pusat
perekonomian, di Jalan Malioboro juga merupakan pusat pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Kantor DPRD Daerah
Istimewa Yogyakarta terdapat di Jalan Malioboro. Selain itu, Kita juga bisa naik Andong di Jalan
Malioboro. Andong merupakan angkutan tradisional khas Yogyakarta yang
masih tetap lestari. Mengunjungi Jalan
Malioboro, rasanya tidak afdol, jika tidak menikmati Bakpia Pathuk
dan Gudeg Jogja. Selain dapat dibeli di para pedagang yang ada di Jalan Malioboro, Bakpia Pathuk juga dapat dibeli di pusat oleh-oleh Bakpia Pathuk di Jalan Bayangkara Yogyakarta yang letaknya di sebelah barat Jalan Malioboro. Begitu juga dengan Gudeg Jogja. Selain dapat dibeli di para pedagang yang ada di Jalan Malioboro, Gudeg Jogja juga dapat dibeli di pusat Gudeg Jogja di Kampung Wijilan Yogyakarta yang letaknya di sebelah selatan Jalan Malioboro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar